Tuesday, January 18, 2011

Kesasar

Hey, kau tahu, aku selalu langsung bersemangat tiap kali melihat peta.
Ternyata jarak kotamu dan kotaku tak begitu jauh.

Sebenarnya kita hanya dipisahkan sebuah samudra yang tampaknya pun tak begitu luas. Dimana bisa ku kirim puisi-puisi cinta melewatinya. Bahkan bingkisan-bingkisan yang ku bungkus sedemikian rupa. Untuk sampai padamu.
Disana, kau tinggal menunggunya. Mungkin sehari atau dua malam perjalanan.
Sungguh, begitu berseri-serinya aku membayangkan betapa serunya kita akan berkirim benda-benda melalui samudra. Oh, romantisnya.

Dan ini, kotak yang ku kirim, akan kau terima dua hari sesudahnya. Kotak yang ini lebih istimewa dari biasanya.
Tak mau ku katakan. Kau lihat sendiri saja.
Sebelum berangkat, sudah ku bisikkan padanya. "Kau harus sampai tepat di tepian laut pulaunya. Laut yang dulu sering ku kunjungi berdua dia. Kau tahu kan, di tepi barat Sumatra ya, jangan sampai kesasar.."
Dan kotak itu menyerahkan diri di genggaman tanganku.

Satu. Dua. Seminggu. Sudahkah kau terima kotak pemberianku, sayang?
Tidak. Jawabmu.
Baiklah. Mungkin harus sabar menunggu.

Sepuluh. Sebelas. Dua minggu. Belum juga. Mungkin harus ku hitung lagi.
Sebulan telah lewat.
Kotak itu menghianatiku.

Kau bertanya. Kemana kotaknya? Andai ku tahu, akan ku jawab tanyamu.

Dua bulan. Tiga. Kita mulai lupa.

Sampai suatu purnama, kau menelponku, dengan suara terbata-bata.
Sayang, kotaknya, kesasar ke Batavia.
Aku mau mengambilnya.

Aku mengangguk saja. Sambil bertanya-tanya, kok bisa kotak itu kesasar sebegitu jauhnya.
Tunggulah saja, katamu.
Dan aku tak bisa apa-apa. Hanya menunggumu.

Satu. Dua. Tiga. Kau tak ada.

Seminggu. Dua. Tiga. Tak muncul juga. Mungkin kotak itu terlanjur kesasar di pelosok-pelosok Batavia.
Akan ku tunggu..

Entah sampai kapan. Tapi semusim sudah lewat. Dan tak ada kabarmu juga. Bersama kotak itu.
Masihkah kalian berdua di Batavia?

Kota kita memang tak saling bertautan. Terpisah jelas oleh samudra.
Tapi bukankah kini kau ada di tanah yang sama denganku? Tanpa terpisah bahkan selat, hanya waktu.

Di kotaku ini, aku selalu menunggu. Seorang kekasih. Dan rinduku yang ku simpan rapi dalam sebuah kotak. Kesasar di Batavia.

No comments: